Kamis, 29 April 2010

perjuangan bawa TV ke kontrakan...


wuah......
bosen di kontrakan cuma ada notebook ama modem doang.....
pengen ada TV nih..... si uyut juga lagi pengen ada TV.....
akhirnya kita pengen ada rencana ama uyut ke Wa Erna ambil TV tapi ga enak langsung minta jadi ngeles dikit deh... hohohoo...
alasannya mau ngomongin soal usaha yang ingin di buka di kontrakan, uda gitu langsung deh ke acara inti minta TV nya sekarang di bawa...

eh...

di izinin. langsung aja setelah sholat magrib langsung dibawa , wah uda mau hujan nih...

sepanjang perjalanan ngebut weh,,...

si uyut kesakitan sepanjang perjalanan megang TV wkakakaa....

akhirny anyampe juga ...

eh pas mau di jalanin ga nyala...
langsung weh kesel banget,... tuh....

pas di ulik eh,,.. akhirnya bisajuga...

hohohoo..

terimakasih ya ALLAH hadiahnya...^^

Senin, 26 April 2010

untukmu yang aku tunggu yang tak tahu siapa ?



Aku mencintaimu bukan karena apa yang ada padamu
Aku mencintaimu karena hatiku yang memilihmu
Aku mencintaimu karena kau layak menerima cintaku
Aku mencintaimu karena Allah
Bersamamu, kuyakin cintaku kan menjadi cinta yang dewasa
Jika cinta ku ini menambah besar cinta ku pada-Nya

Aku mencintaimu dengan cinta yang terus bertambah dari waktu ke waktu
Hari ini aku mencintaimu lebih dari hari kemarin
Dan kurang dari esok
Ku Mencintaimu karena-Nya

Aku mencintaimu untuk mewujudkan kebahagiaan dalam hatimu
Namun, jika ada seseorang yang sanggup mencintaimu lebih dari cintaku padamu, akan kurelakan kau untuknya, karna mungkin dia jodoh terbaik untukmu

Apapun kan kulakukan untuk kebahagiaanmu
Karena kebahagiaanmu adalah kesempurnaan cintaku
Tak kan ada yang lebih membahagiakanmu selain cinta yang tulus (cinta putih)
Dan itu kan kau dapatkan dari cintaku.

*) untuk seeorang yang akan menjadi sahabat abadiku, yang ku tak tahu siapa….

Jumat, 23 April 2010

Kisah istri dengan laptopnya




Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.
Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.

***

Cinta itu butuh kesabaran…

Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???

Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..

Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..

Pernikahan kami sederhana namun meriah…..

Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.

Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.

Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.

Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..

Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….

Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.

Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.

***

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.

Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.

Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…

Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.

Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…

Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…

Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.

Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.

Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …

“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

***

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.

Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.

Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”

Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”

Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”

“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.

“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.

”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.

Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.

***

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.

Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..

Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..

Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.

Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.

Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.

Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.

Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.

Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..

Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.

Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

***

Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.

Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.

Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

***

Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.

Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.

“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.

“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.

“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.

Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.

Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”

Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..

***

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..

Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.

”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.

Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?

“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“

MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.

Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”

Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”

Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”

”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?

Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“

Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.

Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“

“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.

Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.

***

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

“Apakah kamu sudah siap?”

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…

“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

***

Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”

”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda”

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.

Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

***

Keesokan harinya…

Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..

Aku merasakan tanganku basah..

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”

“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”

***

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.

=====================================================

Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?

Aku dihina oleh mereka ayah.

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?

Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..

Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.

Aku sangat marah..

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
ibunya..

Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..

Engkau Maha Adil..

Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..

Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..

Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.

Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.

Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.

Aku harus sadar diri.

Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?

Ayah.. aku masih tak rela.

Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.

Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.

Sebelum ajal ini menjemputku.

Ayah.. aku kangen ayah..

=====================================================

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.

Bunda akan selalu hidup dihati ayah.

Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..

Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..

Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.

Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?

Tunggulah Ayah disana Bunda..

Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..

"Kejahatan" yang Dilakukan Wanita di Facebook

"Kejahatan" yang Dilakukan Wanita di Facebook

VIVAnews - Banyak hal yang bisa Anda lakukan di Facebook. Tidak hanya sebagai wadah bersosialisasi, situs jejaring ini juga bisa dijadikan tempat untuk memantau dan memengaruhi orang lain.

Menurut beberapa pria, seperti yang dikutip dari foxnews.com, wanita bisa memanfaatkan Facebook, tidak hanya dalam hal positif, tapi juga hal negatif. Salah satunya jika terkait masalah hubungan dengan lawan jenis.

Berikut opini beberapa pria yang membeberkan hal mengejutkan yang bisa dilakukan wanita di Facebook.

1. Membuat profil palsu untuk menguntit mantan pacar

Hal satu ini mungkin tampak sedikit ekstrem. Tapi, banyak wanita sengaja membuat profil palsu untuk bisa memantau mantan pacar tanpa diketahui pasangannya. Daripada menelepon atau mengirimkan sms, sekadar menulis "Apa kabar?" di wall Facebook, cara ini memang lebih aman.

2. Memanipulasi penampilan

Menurut pria, tidak sedikit wanita yang sering memasang foto di Facebook untuk menampilkan citra diri yang tidak sesuai realitas. Dalam foto-foto mungkin ingin terlihat lebih seksi dan berani atau sebaliknya, dan berlawanan dengan kenyataan. Hati-hati, hal ini bisa menjadi bumerang buat wanita.

3. Menulis status berlebihan dan provokatif

Status di Facebook bisa dibaca siapa saja dan banyak wanita yang mengggunakannya untuk tujuan provokasi atau pamer. Bagi pria, hal yang paling menyebalkan adalah "curhat", soal kehidupan pribadi di status. Menurut pria, lebih baik berbicara langsung daripada mengumbarnya di

Facebook, karena kesannya seperti mengharap belas kasihan. Selain itu, pamer soal kelebihan atau tempat yang didatangi dan langsung memasangnya di status.

4. Memasang foto ambigu

Status sudah berhubungan dengan seseorang, tetapi dalam beberapa foto terlihat mesra dengan pria lain. Hal ini seperti ingin "membakar" rasa cemburu pasangan dengan cara kekanakan. Foto ambigu itu juga menurut pria, sengaja untuk membuat orang lain mempertanyakan hubungannya, dan

memberikan perhatian padanya.

5. Status hubungan palsu

Beberapa wanita lajang banyak memasang status hubungan dengan "in a relationship". Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi "kasihan" orang atas statusnya yang masih lajang. Hal ini menurut pria, sangat tidak masuk akal, karena justru status tersebut menghambatnya mendapat

pasangan.

Apakah Anda juga melakukan hal sama? Hati-hati, menurut opini pria, kebiasaan ini bisa menjadi bumerang bagi wanita!

Sabtu, 17 April 2010

Harris Shafix "Keimanan" ^^

Andai matahari di tangan kananku
tak ‘kan mampu mengubah yakinku
terpatri dan tak ‘kan terbeli dalam lubuk hati
Bilakah rembulan di tangan kiriku
tak ‘kan sanggup mengganti imankujiwa dan raga ini apapun adanya

Andaikan seribu siksaan
terus melambai-lambaikan derita yang mendalam
seujung rambut pun aku tak ‘kan bimbang
jalan ini yang kutempuh

Bilakah ajal ‘kan menjelang
jemput rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan
Cintaku hanya untuk-Mu
tetapkan muslimku selalu

Bilakah rembulan di tangan kiriku
tak ‘kan sanggup mengganti imanku
jiwa dan raga ini apapun adanya

Andaikan seribu siksaan
terus melambai-lambaikan derita yang mendalam
seujung rambut pun aku tak ‘kan bimbang
jalan ini yang kutempuh

Bilakah ajal ‘kan menjelang
jemput rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan
cintaku hanya untuk-Mu
tetapkan muslimku selalu

Bilakah ajal ‘kan menjelang
jemput rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan
cintaku hanya untuk-Mu
tetapkan muslimku selalu…..

Download Mp3 Harris Shaffix – Keimanan

Ya Allah, aku sudah memutuskan untuk mengambil jalan ini, jalan yang Engkau ridhai, Jalan dimana engkau restui setiap langkahnya.


Ya Allah, aku tidak akan pernah mencoba jalan pintas untuk ini, aku sudah sangat bahagia dengan jalanku yang sekarang, karena aku bisa lebih dekat dengan Mu

Ya Allah, terima kasih atas semua rahmat dan karunia Mu, walaupun banyak rintangan tapi aku yakin itu tak akan mampu mengubah iman ku kepada Mu,

dengan Jalan yang engkau tunjukkan sekarang, aku lebih mudah untuk bangun malam dan bercerita banyak padaMu,

dengan jalan yang engkau tunjukkan sekarang, aku tidak lagi khawatir dengan masa depan

Ya Allah, terima kasih kau telah tunjukkan jalan ini, semoga Engkau terus membimbingku untuk terus istiqomah dan terus berada di jalan yang Engkau ridhai

Cara konfigurasi DHCP-Server di Ubuntu 9.10

Tahap-tahap Konfigurasi DHCP-Server :

Tahap 1 :
Kamu tinggal mengupdate dhcp-server dengan cara mengetikan "apt-get install dhcp3-server" di dalam terminal
Tahap 2 :
Kamu tinggal mengedit settingan eth0 menjadi static dengan mengetikan "sudo pico /etc/network/interfaces" lalu isikan sesuai gambar di bawah ini dan untuk ip dll sesuaikan dengan selera anda masing-masing, jika sudah selesai "tekan ctrl+x lalu y dan enter"

Tahap 3 :
Restart konfigurasi yang sudah kita buat tadi dengan mengetikan "sudo /etc/init.d/networking restart" tekan enter.

Tahap 4 :

setelah itu lihat hasil ip kamu dengan....melihat konfigurasi yang sudah kita buat tadi dengan mengetikan "ifconfig" lalu di eth0 akan terlihat ip yang sudah kita buat.



Tahap 5 :

langkah selanjutnya kamu tinggal masuk ke dalam konfigurasi DHCP-server dengan mengetikan "pico /etc/default/dhcp3-server" enter dan isi menjadi eth0.

Tahap 6 :

Setelah selesei kamu tinggal restart dengan mengetikan "/etc/init.d/dhcp3-server restart dan kita shutdown


=====Selesei=====

Gampang kan...^^





Selasa, 13 April 2010

2 Tokoh Ateis Ingin Paus Benediktus Ditangkap


VIVAnews - Dua tokoh ateis di Inggris tengah mengupayakan agar pihak berwenang bisa menahan Paus Benediktus XVI saat dia mengunjungi Inggris September mendatang. Menurut mereka, pemimpin Gereja Katolik Roma se-Dunia itu turut bertanggungjawab dalam sejumlah skandal pelecehan seksual anak-anak yang melibatkan para rohaniwan Katolik di Amerika dan Eropa.

Laman harian The Guardian, Minggu 11 April 2010, mengungkapkan bahwa dua tokoh ateis, Richard Dawkins dan Chistopher Hitchens, telah menyewa konsultan hukum untuk meneliti apakah ada dasar hukum yang tepat di Inggris untuk menahan Paus begitu tiba di negara itu.

Dua tokoh dari kaum yang tidak percaya akan adanya Tuhan itu menuding bahwa Paus, sebagai pemimpin di Tahta Suci Vatikan, harus bertanggungjawab karena berupaya menutup-nutupi pelecehan seksual yang melibatkan rohaniwan Gereja Katolik sehingga dia harus ditangkap karena terlibat "kejahatan atas kemanusiaan," demikian menurut konsultan hukum yang disewa Dawkins dan Hitchens seperti yang dikutip laman Sydney Morning Herald.

Guardian mengungkapkan adanya sepucuk surat yang ditulis Paus - yang bernama asli Joseph Ratzinger - pada 1985. Saat itu yang bersangkutan masih menduduki jabatan Kardinal.

Dalam suratnya, Ratzinger meminta agar seorang uskup di AS, yang terjerat kasus pedofilia, untuk tidak disorot demi kebaikan gereja. Kepada harian The Times, Dawkins, yang merupakan penulis buku "The God Delusion" menilai bahwa itu merupakan upaya Ratzinger untuk menutup-nutupi skandal itu sekaligus meminta korban untuk tidak berbicara.

Sedangkan Hitchens, penulis buku "God Is Not Great," mengatakan bahwa Paus bukanlah orang yang di atas atau di luar hukum. Dia menilai bisa saja Paus ditangkap seperti halnya saat Inggris menahan mendiang diktator Cile, Augusto Pincohet, saat mengunjungi negara itu pada 1998.

Sementara itu, Vatikan menegaskan bahwa Paus tidak ada kaitannya dengan segala skandal yang terjadi dan tidak bisa ditindak secara hukum karena statusnya setara dengan kepala negara.

"Paus adalah kepala negara dan dia punya status hukum yang sama dengan semua kepala negara," kata Giuseppe Dalla Torre, ketua mahkamah Vatikan.


sumber : http://dunia.vivanews.com/news/read/143226-2_tokoh_ateis_ingin_paus_benediktus_ditangkap


hmmm... parah....

Ketagihan Masturbasi, Apa Efeknya?



KOMPAS.com — Bukan rahasia lagi bila dorongan seks yang tidak tersalurkan bisa mengganggu kesehatan. Karena itu, masturbasi merupakan jalan keluar yang dianggap aman untuk meredakan gairah dan stres.

Sebenarnya kegiatan merangsang tubuh, khususnya organ intim, untuk memberi kepuasan seksual pada diri sendiri ini tidak berbahaya. Akan tetapi, kegiatan yang populer dengan sebutan seks swalayan ini juga punya efek samping yang buruk, mulai dari efek psikologis hingga menyebabkan ketagihan.

Salah satu dampak buruk masturbasi, menurut Dr Hernano Chavez, konsultan seks, adalah sulit mencapai klimaks saat berhubungan seks atau justru mempercepat ejakulasi atau ejakulasi dini.

"Dengan masturbasi, kita bisa mencapai orgasme sendiri. Lama-kelamaan otak akan terlatih untuk merespons sentuhan-sentuhan tangan sendiri dan mengurangi sensitivitas sentuhan yang berasal dari orang lain. Akibatnya, akan lebih sulit mencapai klimaks," kata Chavez, seperti dikutip situs askmen.com

Secara biologis, ketagihan masturbasi bisa memengaruhi otak dan zat-zat kimia dalam tubuh sehingga berpengaruh pada diproduksinya seks hormon secara berlebihan. Meski dampaknya pada tiap orang berbeda, masturbasi kronik ini bisa menyebabkan rasa lelah, sakit di bagian pelvic, sakit punggung, sakit di bagian testis, hingga rambut rontok.

Karena terbiasa memuaskan diri sendiri tanpa melibatkan orang lain, dikhawatirkan seseorang akan lebih menyukai aktivitas seks sendiri dibandingkan dengan pasangan. Padahal, hubungan seks yang sehat seharusnya bisa memuaskan kedua belah pihak.

Pada orang yang belum menikah, masturbasi yang terlalu sering akan menyebabkan kompulsif masturbasi yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Ketidakseimbangan antara hasrat dan kebutuhan pribadi ini bisa menimbulkan rasa pusing dan ingin marah bila belum onani. Pada akhirnya ini akan mengganggu pekerjaan serta hubungan sosial dengan orang lain.

ihhh... ngeri juag euy....

budak politeknik telkom mah tara kitu da ....


sumber : Kompas.com

Senin, 12 April 2010

Perasaan bintang


suatu hari..
muncul sesosok pria. ngga ngerti,.. ni orang ko gitu bgt tampangnya.. mana suka ngatain, lagi! bener2.. aku ngga tau kalo dia ini yang nantinya bakalan jadi orang yang aku cari2..

awal mula aku masuk dalam komunitas yang sama dengannya, semuanya biasa aja. Berjalan normally. Suatu waktu aku lagi ngerjain ulangan. MTk! Pelajaran paling ngga aku suka yang njelimet dan bikin otak bolak-balik ga keruan. Aku tinggal sendiri di kelas, smuanya udah pada balik ke asrama. Lagi puyeng2nya ngerjain tu soal..

“oh, masih ada orang? Dulu mah kaka kamu pulangnya pertama terus. Ko adiknya?”

Ugh! Nyebelin bgt! Apa? Apa tadi? Kakaknya?

DUAR!!

Seketika aku naik darah. Aku paling ngga suka dibanding2in kaya gitu!! Rese bgt!

“biarin!” jawabku ketus. Masih untung ga aku hajar ni orang,,



PMR

Pengen ikut sih.. tapi bentrok sama jadwal kunjungan ortu pas CPDnya. Argh, jadi ga ikut, deh. Tau tau tu orang Nampak lagi

“ga ikut PMR? Ada yang nyariin formulir kamu, lho!”

Weee.. bodo amaaatt…!!



Gossip baru!!

Ada ukhti yg suka sama dia. Hahahaaa.. asyik! Aku bisa balas dendam!! Aku kata2in aja.

“hauch! Hauch! gorila coklat! hahaha..!!’ wareg bgt! Pokonya kalo ada gossip tentangnya, aku semanget bgt deh buat jadi donator suara terbanyak!



Glek!

Masuk tim yang sama? hmm.. jadi curiga.. jangan2 mau ngebales yg dlu2.. duh! Kacau!

Tapi.. keliatannya jadi lebih lunak, ya..

Apa Cuma perasaanku aja?

Ah, bodo amat, lah!



Eh, eh.. ko jadi akrab sih? Ternyata orangnya enak juga diajak ngobrol bae2. Malah sering kebablasan mpe malem.(Gosh!). cerita apa aja nyambung. Udah kaya kabel sama stopkontak aja. Aku ejekin juga malah nyengir2 aja. Ga normal ni orang.. tapi, ko sikapnya beda, ya??kaya gimanaa.. gitu.



Bengek! bengek!

.. bengek apaan…??

Asma! Sesek napas!

..ooh.. terus?

JLEGER! Dia bengek! Udah kaya kucing abis ngisep debu trus debunya nyelimutin dia mpe susah napas. My God.. tu orang sengsara amat, ya? Jadi karunya..

Ah, banyak orang yang ngerubutin, lah. Ngga masalah. Banyak sukarelawan yang siap bantuin dia. Aku pergi aja ah..



..jadi inget..

Hal yang paling bikin kita akur itu.. TAX alias PAJAk

Mula2nya cuma iseng. Ksana2nya jadi tradisi. Kbiasaan. Walah.. bisa gitu, ya? Dan serunya, aku dan dia itu sambil main detektif2an. Ngumpetin makanannya di kulkas lah, di freezer, banyak deh! Ada yang di coding pake “babeh” atau “sikat”, dsc. Pokonya udah kaya malasaba, masa lalu sangat bahagia, jadi pengen diulang lagi. Haha.. jadi geli aja dengernya



Bengek! Bengek!

..apaan tuh..??

Kan tadi udah dikasih tau!!

..ohya.. asma, ya?

Dia asma dan kudu nginep di UKS yang suram2 ga jelas itu…

Kasian amat ni orang.. mana katanya, beberapa cw sempet “menggerayangi” dia!

Hiii.. dan ini momen paling lucu kalo aku lagi pengen ngatain dia

“itu loo.. yang di UKS sama itu tuuh..” dan pastinya dia masang wajah galak. Haha.. lucu bgt!



Ga tega juga ngeliat mukanya yang nelangsa menerawang ke atap UkS yang butek itu. Yah, itung2 sama2 tukang pajak, aku support, ah, biar cepet sembuh.



“Sesama tukang pajak harus saling mendukung. Cepat sembuh!”



Dan aku seneng ngeliat dia yang seneng juga (iya gitu?)



Masih sakit juga? Cowo apaan nih?

Wetz.. tar dulu! Namanya bengek itu sakitnya udah kaya sakaratul . maklum aja kalo dampaknya se hebring itu. Mana udah kronis, lagi!

Siang itu, selesai olahraga, aku nengok ke UKS. Masih lemah, tapi udah bisa ngomong. Aku ajak ngobrol aja supaya kehibur. Yah, namanya urang sakit itu, menurut aku sih, ngeBT in bgt. Cuma baringan di kasur tanpa daya. Menyedihkan..



Ssshhh.. hhh..sshhh..hhh.



Eh, suara apaan tuh? Uler darimana?

Aku clingak clinguk. Tapi ngga ada uler.yang ada Cuma dia dan napasnya yang memburu.

Oh! Dia kambuh! Aduh.. gmana nih??

Tersengal sengal dia minta tolong aku buat nelponin ortunya supaya dateng. Aku iya iya aja. Ke wartel p’sulis.. argh! Mati?! Rusak?!

Wayahna, kudu ke muara. Gapapa, lah! Demi menyelamatkan sebutir nyawa!

Dan Alhamdulillah bisa dan dia akhirnya pulang



Perjalanan pertama tim dakwah

Ada segelas minuman yang dia tawarin. Wah, kayaknya enak,tuh! Langsung aja aku minum separo. Dan.. hey.. knapa sedotan di gelas ini ada dua? Kutelusuri pemilik sedotan kedua itu. Ternyata.. dia!



Besoknya, tim naik bus mau ke tangkuban prahu. Dan.. oh God! Ngga bawa uang sama skali!! Huaa.. gmana nih?? Menjelang pulang dia ngebeliin aku gantungan kunci batu. Aku pilih sendiri, sih.. tapi dia yang bayarin.

“kalo ada uang lebih mah, aku bakal beliin kamu syal..” katanya. Ha? Syal? Buat apa?



Sempet minta foto. Ga mau!! Apalagi tu orang yg moto in. Tapi.. duh, pemandangan ini langka bgt! Kawah tangkuban prahu jadi latar fotoku nanti. Ah, ya udah deh, sekali-kali.

JPRET!



Waktu lain lagi

“kamu telat balikin buku. Denda, ya”

Aduh, bapak inii… namanya aja lupa! Pasrah, aku ngangguk dan meninggalkan perpus. Beberapa waktu kemudian pas mau bayar, eh.. si bapak malah senyum2.

“oh, udah dibayarin. Sama siapa cing? Sama ikhwan, lho! katanya jangan dikasih tau siapa namanya,” wow, ada juga orang yang mau bayarin utang perpusku! Tapi.. ikhwan? Diinget inget…

Aku sempet liat orang2 yang lagi bersemayam di perpus saat itu. Dan yang pria Cuma bapak perpus dan… dia? Maksudnya, dia yang bayarin? Wah, thx bgt!



“kamu mau jadi apa udah besar nanti?”

Aku berpikir sejenak.

“aku.. mau bikin robot yang canggih dan bisa menghancurkan musuh” kataku ceplos. Hm, kayanya ini yang suka dibilang sama anak umur 5 tahun kalo abis nonton film power rangers di tv, deh

Dan dia beliin aku robot mainan. Lebih tepatnya mainan bentuk robot. Yang kalo sekrupnya diputer, robotnya jalan. Sederhana, kan? Tapi ngga tau knapa aku ngga mau anak2 tau dan kayanya sampe sekarang ngga ada yang tau kalo itu dari dia



Chunky

Dulu harganya masih serebuan. Inget bgt aku beli di griya. masih promosi, tuh! Dan ternyata.. enak bgt! Sejak aku bilang dan aku nitip chunky ke dia, dia suka beliin aku coklat itu. Padahal harganya ujug2 loncat jadi 5000an. Wah, dapet coklat gratis, deh!



Saking senengnya aku temenan sama dia, aku kadang2 lupa kalo kita bukan muhrim. Mungkin aku tau, tapi mengabaikan. Khilaf..khilaf..

Aku sering nganggep dia kakak. Dan ngga tau mulai darimana anggapan itu ada.



Tapi, perasaanku ini kaya bintang.

Kadang cahayanya terang, redup, kelip kelip, dan mati total. Sewaktu-waktu dia aku jadiin kakak, dan pada waktu lain malah berbalik. Kadang ke kanan, ke kiri, muter2, lompat2, tijalikeuh..

Makannya aku ngga mau bilang tentang feeling ini sama siapapun. Bahkan sama sahabat aku sendiri



Momen menyebalkan dan menggelikan!

“nitip bandrek abah, ya”

Kebersamaan pas kelas Sembilan. Aku pergi ke warung disana dan mesen bandrek. Diseduh. Panas2, aku minta tu cairan dimasukin ke plastic. Maksudnya buat di oleh2in. tapi ternyata, di tengah perjalanan, plastiknya pecah tertindih tas2 lain yang bergelimpangan kaya korban busung lapar. Aduh! Gmn dong?

Udah ngga enak aja pas ktemu.

Pas aku certain kronologisnya..

“WAHAHAHAHAHAHA…!!!” dia ketawa! Sampe jongkok jongkok kaya ayam bertelor. Apalagi pas aku bilang kalo air bandrek itu bikin aroma tasku jadi semriwing jahe selama berhari-hari. Tambah ngakak aja dia. Ih, sebel sih.. tapi seneng juga bisa ngehibur dia sampe gila kaya gitu. Hahaha…



Seperti yang udah pernah aku utarain, perasaanku ini kaya bintang

Dan saat aku menganggapnya sebagai kakak, maka ngga segan segan aku memperlakukannya sama dengan pada kakak sendiri. Minta beliin surabi, batre, coklat, ajarin maik motor(dan sekarang aku tau itu ngga mungkin)dbl.

Dan perlu diketahui, aku suka surabi karena dia, lho. tapi emang enak, sih. Apalagi kalo gratis. Hehehe…



Kalo Batre..

inget ini kayanya utang aku banyaaakk… deh sama dia. Dulu, aku panitia dokumentasi GSR. Senengnya.. jadi tugas bebas. ngga terikat dan Cuma punya satu aturan. “memotret setiap event atau bukan panitia” simple.

Dan.. astaghfirullah! Batrenya ilaaang… !! gmana nih? pak pemilik udah nagih2 dan aku ngga inget dimana letak batre itu berada. Beberapa waktu kemudian, orang yang ngilanginnya ketahuan. (dan sampai detik ini, dia belum gantiin!!) Karena ga enak sama pak pemilik, dia yang akhirnya gantiin. Padahal panitia aja bukan. Harusnya tim dokumentasi yang tanggung jawab. Tapi, malah dia



Flexi gratis!

Dan semenjak itu aku suka banget telepon dan ngobrol2 sama dia. Inget bintang! Kadangkala aku seneng, dan kadang BT berat. Apalagi kalo sampe malem bgt dan kena omelan guru. Aduuh…

Dia ngasih aku kartu flexi. Tapi hampir ga pernah aku pake. Sekarang ada di dia dan kemungkinan ga kan aku pake lagi. Udah ngga gratis lagi, sih..



“kamu.”

Jleghuurr…!!

Bener kan?! Seketika suaraku jadi kecut bgt. Udah aku duga dari awal..

Dia pernah bilang kalo cinta pertamanya itu.. bla..bla..bla..

Ngga tau kenapa, perasaan.. ko kaya ke aku, ya? Tapi aku berusaha menepis. Halah.. pede! Nyantai aja kali.. orang yang ciri2nya gitu ngga Cuma kamu!



Tapi tetep aja aku yakin kalo cnta ptmnya ada padaku.

Walau aku berusaha untuk ngga merespon semuanya dan ngga ngeyakini keyakinan itu



….

Singkat cerita,

Ngga tau sejak kapan aku sadar, kalo perasaan bintang aku itu bukan sekedar dari adik ke kakak, tapi dari ukhti ke akhi!

Rabb.. gmn nih?



Awalnya aku ga mau cerita ke siapa2. Gengsi, malu, mana dikata2in orang..

Aku bungkam. Tapi aku tau kalo kaya gini terus juga ngga baik. Manalagi aku dan dia jadi agak jauh.

Akhirnya, aku putusin kalo aku harus mengatakannya! Dia yang ngakunya udah setia selama 5 tahun lebih ngga bisa aku biarin mengawang awang ga jelas. Aku bilang kalo aku punya perasaan yang rada mirip sama dia. Tapi aku selalu bilang, jangan terlalu berharap kalo ngga mau kecewa. Dan alhmdulillah dia mau mengerti.



Yah, ngga banyak yang bisa dilakuin tentang relasi ini. Tapi yang jelas, segalanya udah diatur sama Allah. Kita hanya tinggal menjalankan dengan baik dan sesuai dengan keharusan.



Semoga perasaan bintang ini tidak berada pada jalur kekhilafan…

Cara menginstal atau me-update kernel ubuntu 9.10

setelah beberapa kali mencoba ternyata ada yang lebih mudah untuk mengupdate ubuntu version 9.10 :
langkah 1 :
anda tinggal mendownload update-tan ubuntu nya di situs link unbuntu

langkah 2 :
setelah selesei mendownload update-tan double-klick applikasinya :klick install package untuk men-update

langkah 3:

Setelah selesei menginstal akan muncul gambar seperti ini :Langkah 4 :

setelah berhasil menginstal update ubuntunya sekarang cek versi ubuntu nya :
dengan cara ke application-accecoris-terminal

ketik uname -r :
pasti versi nya belum ter-update hehehhee....
itu karna belum di restart langkah selanjutnya kamu tinggal di restart dulu ubuntunya...
setelah itu ulang lagi caranya seperti diatas buka terminal lagi ketik " uname -r " update versi ubuntu terbaru...


selamat mencoba ^^

Minggu, 11 April 2010

ngulik berapa kali baru ngerti..

wah....
punya blog ampe 4 padahal id nya cuma 1 ....
beberapa kali gagal gara-gara ganti template...
hhohohoohho...
akhirny abisa juga...
wuih.. =))

Sabtu, 10 April 2010

Novel Buatan vina hmmm... bagus judul nya "Ketika Senja Turun

Matahari bersinar begitu terik siang ini, membuat Leana basah kuyup bermandikan keringat. Ia sungguh kesal. Padahal ia berencana untuk tiba di sana dengan keadaan rapi, wangi, dan tentunya tidak banjir keringat seperti sekarang ini. Ah.. seandainya tadi ia menerima ajakan Anthony untuk pergi bersama ke pesta itu, pesta ulang tahun Riva, gadis kaya yang punya banyak koleksi pakaian dan perhiasan itu. Tapi, Leana menggeleng cepat. Tidak. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa tawaran apapun, sepenting apapun, kapanpun, bagaimanapun, dipaksa oleh siapapun, dalam keadaan apapun, selama apapun, kalau bersumber dari Anthony, maka jawabannya hanya satu. TIDAK.

Alasannya sepele mungkin. Tapi bagi gadis yang dicap memiliki tingkat keegoisan kelas kakap sepertinya, peristiwa itu setipe dengan penghinaan level tinggi: menumpahkan sepiring sayur bayam ke seragam Leana. Hanya itu. Lagipula, saat itu waktunya pulang sekolah. Kondisinya memang cukup ramai namun masih beruntung karena para tukang gossip sudah kembali ke habitatnya masing masing. Seharusnya Leana tidak perlu kesal karena selain orang orang sekitarnya tidak ambil pusing dengan kejadian itu, Anthony adalah pria tampan yang diminati oleh hampir semua jenis perempuan. Mulai dari yang kecil sampai yang tua, dari yang pendiam sampai yang bawelnya minta ampun, dari yang putih sampai yang hitamnya ngga ketulungan, dari yang mungil sampai yang disinyalir mengidap gigantisme. Semua! Dan demi mendapat maaf dari Leana, Anthony rela melepas istirahat siang dan waktu pulang cepat, juga acara main basketnya untuk mengejar pengampunan dari Leana. Thony, biasa disapa akrab demikian memang baik hati tiada banding satu sekolahan. Makannya tak heran kelasnya selalu dibanjiri manusia yang mau curhat bahkan sekedar melepas kebosanan dengan bercanda dengannya. Tak aneh pula kalau HPnya cerewet bukan main saking banyaknya orang yang memerlukan dia.

Dan Anthony ikhlas melepas semua itu untuk Leana!! Hebat betul!

Sedangkan Leana sendiri, makhluk sederhana yang dianggap pemegang rekor egoisisme tertinggi sampai 1 minggu ini belum mau memberikan Anthony maaf. Tak sedikit orang yang mencemooh dia karena ke kikirannya untuk memberi maaf. Hanya sepiring sayur bayam yang bahkan Anthony juga mengambilkannya untuk pak satpam, dan itupun tidak sengaja. Anthony berkali kali minta maaf dan berkali kali menelan kecewa saat maafnya tak jua menemukan hasil yang baik. Tapi ia tetap berjuang mendapat keikhlasan dari Leana.

“Lea! Maafin Thony dong! Tega banget sih jadi cewe! Susah jodoh tau rasa!!” bentak Mahony suatu ketika. Lea diam. Ia sama sekali tidak menoleh. Ia tahu, bila ia membiarkan matanya bertemu dengan tatapan tajam gadis judes itu, matanya spontan mengeluarkan airmata. Bukan karena tatapannya memiliki kandungan bawang merah, tapi karena paras Mahony yang sangat menyakitkan hati. Bibir tipisnya yang dengan mantap tersungging ke salah satu sisi, dan matanya yang menatap sadis bak pembunuh berdarah dingin juga hidungnya yang kembang kempis didukung dengan wajahnya yang merah menahan amarah, plus tangannya yang selalu terkepal di depan wajah Leana beserta kuku kuku merahnya yang setiap hari diasah dengan kikir seperti siap mengoyak tubuhnya yang mungil. Lea benar benar tak punya nyali untuk menantang Mahony. Ingin sekali Leana menjelaskan apa yang sebenarnya menjadi alasan belum terucapnya “ya, aku memaafkanmu” dari mulut Leana. Ia sungguh sungguh ingin memberi tahu alasan sebenarnya!

Tapi apa daya? Ia tak punya cukup teman yang mau mendengar dan mempercayai ceritanya yang tidak masuk di akal itu. Kenyataan yang bahkan dirinya sendiri kadang masih terheran heran atasnya. Kisah yang merupakan kasus traumatik yang jarang diidap orang. Bahwa almarhum ayahnya adalah pecinta bayam sejati, dan meninggal karena terlalu banyak kandungan bayam dalam tubuhnya, plus ditemukannya suatu penyakit mematikan yang kambuh manakala kandungan bayam dalam tubuh penderita melebihi ukuran normal. Hal itu baru diketahui saat ayahnya sudah berada dalam kondisi koma, dan akhirnya meninggal. Sejak saat itu, Leana benci hidup hidup pada bayam. Setiap kali ia mendapati bayam, dimanapun, kapanpun, siapapun yang membawanya, dalam bentuk utuhkah, sayurkah, atau digoreng crispy sekalipun ia akan teringat ayahnya dan bisa tumpah ruah airmatanya selama 2 jam demi meruapnya kenangan bersama ayahnya yang baik hati dan pendiam itu. Selain itu, Leana adalah gadis yang pendiam dan tertutup. Ia tidak mau terlihat sedang menangis karena ia mengira nantinya orang orang akan mencapnya cengeng dan tidak tegar. Ia tidak mau. Dan 2 hal yang paling dibenci Leana, bertemu bayam dan ketahuan menangis telah dilaksanakan dengan sukses oleh Anthony!

Begitulah.

Hingga siang ini Leana, gadis pendiam dan tertutup -bukan egois sebenarnya- masih tidak bisa memaafkan Anthony, belum lebih tepatnya. Ia sungguh ingin memaafkan cowo itu. Tapi perasaannya terlanjur mengunci bibir Lea sehingga ia tidak bisa melontarkan persetujuan atas permintaan maaf Thony. Lagipula, agama mengajarkan untuk tidak bermusuhan lebih dari tiga hari. Tapi, mau bagaimana lagi?

Lea tiba tiba merasa kepalanya pusing dan ia segera berlari menjauhi jalan raya dan berhenti saat mendapati sebuah taman bunga kecil di dekat sungai berair jernih yang terletak tak jauh dari jalan tersebut lalu menangis disana. Oh, aku lupa memberitahumu sesuatu bahwa Leana adalah salah satu jenis manusia yang tidak kuat ditimpa sinar matahari terlalu lama. Mungkin tidak banyak yang tahu ini karena ketertutupan dan pendiamnya itu. Leana memang berangkat dengan angkutan umum. Ia baru saja turun dari bis kota dan sedang dalam perjalanan yang hanya bisa dilalui oleh motor, sepeda, dan semacamnya. Karena itu ia berjalan kaki untuk menempuh jarak yang tersisa. Ia menangis setelah memastikan di taman umum itu tidak ada yang melihat ke arahnya dan tempat yang di singgahinya tidak cukup jelas terlihat oleh orang orang. Ia menangis di bawah sebuah pohon yang berarti ia tidak akan datang ke pesta ulang tahun Riva, dan punya makna tambahan akan semakin banyaknya orang yang mencapnya sebagai orang yang egois, tidak mau datang ke tempat teman karena memang jarak rumah Lea dan Riva cukup jauh. Padahal tadinya Lea tinggal menempuh sepertiga jalan lagi. Hanya saja sakit kepalanya tidak mau kompromi. Lea sendiri tidak mau sampai pingsan ditengah jalan. Maka ia menepi dan memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya. Mendapati sakit kepalanya yang tidak jua mau berhenti, Lea sudah tahu jawaban perjalanan yang ditempuhnya: GAGAL TOTAL.

Diam diam sepasang mata mengamatinya dari jarak yang cukup dekat namun tak cukup terlihat oleh Lea. Mata itu tampak heran dan sedih. Sekilas tampak kebingungan di matanya. Berseliweran di benaknya antara menegur Lea atau tidak. Mata yang jernih itu tak lama memancarkan sorot ketegasan yang bermakna, ia sudah menentukan jawaban atas kebingungannya. Perlahan sosok tegap itu keluar dari semak semak dan melangkah perlahan ke arah gadis manis yang kini sedang berurai airmata itu. Sampai pada jarak satu meter, pemuda itu berdehem agak keras. Leana segera menoleh dan terlonjak manakala mendapati seorang pria berada di dekatnya dan menatap matanya yang basah. Leana lebih terkejut lagi ketika menyadari bahwa pria itu adalah orang yang selama satu minggu ini di hindarinya: Anthony!

Cepat cepat dihapusnya airmata di pipi dengan jari jemari mungilnya. Tapi, aneh. Airmatanya tak mau berhenti dan malah semakin deras. Itu membuat Anthony segera mengambil tisu dari saku celana hitamnya dan menyerahkannya pada Leana. Leana terdiam. Tidak! jerit perasaannya. Ambil, Leana! sisi lain dirinya menjerit lebih nyaring. Jangan!! mana janjimu?? Sisi satu lagi mengingatkan Leana akan janjinya. Leana, ia sudah melihat airmatamu! Terima saja, dan jangan biarkan tangannya terulur begitu saja!! Sisi lainnya memberi komentar lain. Tidak, Lea!! Bayam, airmata!! Apakah setelah melakukan pelanggaran berat semacam itu kamu masih bersedia menerima tisu darinya?? Bentak sisi satunya lagi. Lea tersentak dan menggeleng pelan. Menerima penolakan semacam itu tidak membuat Anthony menyerah. Ia berjalan lebih dekat dan duduk di samping Leana. Sontak Leana menggeser duduknya. Thony hanya tersenyum melihat respon itu, lalu menghembuskan nafas.

“Leana..” ujarnya sambil menatap lurus ke depan, ke arah riak riak sungai yang membentuk pantulan cahaya.

“Sudah satu minggu kita bersitegang seperti ini. Aku yakin kamu juga tau kalo seperti ini terus bukan jalan keluar yang baik. Malah sama sekali bukan penyelesaian.” Thony bertutur lembut. Leana terdiam, namun airmatanya mulai berhenti mengalir.

“Aku sebenarnya ngga paham sama tingkah lakumu yang seakan akan aku ini sudah menjadi buronan polisi yang menghilang selama 10 tahun karena meraup uang masyarakat,” Thony geli sendiri mendengar ucapannya. Dalam diam, Lea pun tertawa mendengarnya.

“Tapi, mengikutimu satu minggu ini membuat pandanganku selama ini tentangmu berubah 180 derajat,” Lea terdiam. Tangisnya berhenti demi mendengar kata kata yang akan meluncur dari bibir pemuda di sampingnya itu. Perlahan pandangannya mulai beralih menuju wajah Anthony.

“hhh..” ia mendesah pelan sebelum memulai kalimat demi kalimat yang menjadi alasan berbaliknya opini atas Leana.

“kamu itu.. perasa, melankolis.. terus…” Thony melirik pada gadis di sampingnya dan tersenyum geli melihat mata Leana yang bengkak dengan antusias menatap dirinya.

“ keliatannya rapuh dan lemah, tapi.. aku salut!” bibir Leana yang sempat manyun kembali rata.

“kamu bisa memperlihatkan ketegaranmu dengan tidak menangis di depan siapapun. Kamu berjuang keras melawan penyakit mataharimu itu dengan berjalan di bawah terik matahari setiap hari. Walau, yah, akhirnya memang tidak begitu memuaskan,” Leana kaget bukan main. Bagaimana cowo itu bisa tahu tentang hal yang bahkan ibunya sendiri saja tidak tahu menahu atasnya?

“Kamu selalu berusaha untuk menjadi gadis yang kuat dan tegar! Itu yang bikin aku kagum. Dan yang paling penting…” Anthony diam beberapa saat untuk mengambil nafas dan menghembuskannya.

“Sekarang aku tau kalo kamu .. ngga egois sepeti kata orang,” Anthony mengakhiri opininya dengan senyum yang terkembang dengan sangat manis

“Jadi, aku punya keyakinan kalau kamu sebenarnya bersedia memaafkan aku. Aku maklum kalau kamu belum bisa melakukannya. Mungkin aku sudah melakukan pelanggaran berat yang aku belum tau. Sekali lagi, maafkan aku, ya” Seketika hati Leana luruh dan ia tertunduk lemas. Airmatanya yang sudah kering kembali berlompatan keluar. Terlihat jelas Leana berusaha menahannya, dan terlihat kepayahan melakukannya. Napasnya tersengal dan terdengar sangat sulit dihembuskan.

“Jangan ditahan,” ujar Anthony. “ngga baik buat kesehatan, lho,” Leana masih berusaha menahan airmatanya yang jatuh satu satu dengan menggigit bibirnya kuat kuat.

“Baiklah, aku pergi, ya. Kamu ngga suka terlihat menangis, kan? Ini tisu untukmu. Anggaplah bagian dari permintaan maafku. Jangan menahan airmata untuk jatuh, Leana.” Thony meletakkan tisu di dekat Leana dan menunggu respon dirinya yang ternyata tetap berusaha mencegah airmatanya untuk turun.

“Baiklah, Aku pergi, ya,” saat Anthony hendak beranjak, bibir Leana yang gemetar tak dinyana mengambil tindakan cepat.

“Tho..ny..” pelan, tapi mampu menghentikan gerakan yang akan diambil Thony berikutnya. Anthony segera menoleh.

“kenapa?” tanyanya.

“ma.. ma..a. af.. a.. ak.ak..ku…ya..ng.. ssa.. sa.. lah..” susah payah diucapkannya kata kata itu. Mendapati gelagat baik dari Leana, Anthony kembali duduk disamping Leana dan mengambil tisu yang ia letakkan di dekat Leana dan menyerahkannya pada tangan Leana. Leana menerimanya dan menghapus airmatanya. Setelah tenang, Leana mulai bercerita tentang alasan sebenarnya ia menjauhi Thony, juga asal usul kenapa alasan itu menjadi sangat fatal bila terlanggar. Thony mendengarkan dengan sabar dan mengangguk angguk. Saat Leana menceritakan tentang kematian ayahnya, Thony berusaha menghiburnya. Saat Leana mengisahkan dirinya yang anti dengan bayam terpaksa berjalan memutar karena di jalan terdekat ada pasar yang menjual bayam, Thony tersenyum geli. Pun saat Leana bercerita akan janjinya yang menolak seratus persen Anthony dan keinginan sebenarnya bahwa ia juga ingin punya teman sebanyak Thony, Thony selalu bisa menunjukkan ekspresi yang sesuai. Ia memang benar benar pendengar yang baik dan pengertian.

Tak terasa senja turun saat cerita Leana berakhir. Leana segera melirik jam tangannya. Pukul lima sore.

“oh, maaf Thony, aku harus pulang,”

“sendiri?”

“ya. Ibu pasti menungguku. Terima kasih atas..” Leana terdiam memikirkan kata yang tepat untuk merumuskan kebaikan Thony. ”hmm.. semuanya.”

Anthony mengangguk dan tersenyum.

“sama sama. Aku jadi lebih banyak tau tentangmu. Sebagai ucapan terima kasihku kamu mau ngga aku antar sampai ke rumah? aku bawa motor dan kamu juga tau kalau senja begini pulang sendiri dalam jarak yang cukup jauh berbahaya, apalagi untuk perempuan. Kamu ngga keberatan kan aku antar?” tawar Thony. Leana bergeming. ”aku janji bakal bantuin kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Aku bakal bilang sama semuanya kalo sebenarnya kamu itu ngga egois. Aku bakal berusaha merubah opini orang orang tentang kamu. Gimana?” tawaran kedua disambut dengan senyuman manis dan gelengan pelan dari Leana. Ia tak menangis lagi dan wajahnya sudah jauh lebih cerah dari sebelumnya. Dan sudah dipastikan, penolakannya atas Anthony telah berada pada masa ‘the end’nya.

“Terima kasih, tapi aku bisa sendiri kok,” Anthony manggut manggut dan pergi sambil melambaikan tangan begitu mendapati sorot mata yang tegas dari gadis itu.

Sejak Senja itu, Leana dan Anthony resmi berbaikan dan bersahabat. Thony dengan kebaikan hatinya dan Leana dengan usaha kerasnya berhasil merubah pola pikir teman temannya akan jati diri Leana sesungguhnya.

Sejak senja itu, Leana mencoba terbuka dengan teman temannya dan bersosialisasi lebih baik.

Sejak senja itu, Leana tak pernah lagi memutar arah ke sekolahnya demi melewati pasar bayam karena ia mencoba untuk tidak membenci bayam

Sejak senja itu, Leana memiliki tekad kuat untuk mulai berteman dengan Mahony.

Sejak senja itu, Leana punya keyakinan bahwa di surga sana ayahnya tersenyum bahagia.

Asli dah tamu undangan ga di hormatin banget nyesel datang dengan undangan telat...

Pukul 16.00 waktu di bandung HIMATEK ( Himpunan Teknik Komputer) mendapat undangan mendadak dari panitia Kongres untuk menghadiri kongres di aula Politeknik Telkom, akhirnya kami mendadak datang kesana ,..
sesampainya disana kami tidak mendapatkan ID card , mungkin tidak membuat ku menjadi jengkel sih...
tapi pas acara berlangsung sambutan pun dimulai , kami para tamu undangan tidak disebutkan namanya atas kehadirannya kami yang di ucap hanya pesertaq sidang,,..
mualoi jengkel tuh...
udah mah ngeliat tata cara duduknya aja tidak di atur ,...
anak BEM awalnya pada ga kedapetan kursi ...
mereka akhirnya ngambil kursi yang ada di tamu undangan...huft...
parah amat nih ah...
pembukaan kongres pun selesei akhirnya kami istirahat keluar...
nah ini dia yang bikion aku gondok banget...
pas pembagian konsumsi padahal aku ga minta tapi ada panitia yang ngomong ,,...
oh ya untuk tamu undangan nanti dulu ya... buat peserta dulu...
nyeuri hate pisan eta mah...
kita disuruh nunggu peserta selesei makan baru kita makan ,uda kaya bagian OB aja...
ASLI DAH GA AKAN DATANG LAGI ACARA YANG MENDADAK GA JELAS STATUS NYA.....!!!!
Copyright 2011
Je Note

Powered by
Free Blogger Templates